Sepenggal Episode Kehidupan

Kamis, 10 Mei 2012

Ku Sebut Namamu di Sujud Panjangku



"Doaku untukmu, Saudariku"

Itu adalah kata – kata yang sering saya ucapkan untuk sahabat-sahabat saya. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Dan saya yakin, bukan hanya saya, anda pasti juga sering dimintai doa oleh sahabat – sahabat anda. Ada yang berharap agar lulus dari ujian, ingin sembuh dari sakit, ingin segera mendapatkan jodoh, dapat membina keluarga sakinah, atau yang lainnya.

Kadang doa itu saya panjatkan dan banyak diantaranya malas atau lupa melafadzkannya. Saya tidak benar-benar mendoakannya. Ternyata kata – kata singkat saya itu hanya bisa menyenangkan hatinya saja.

Mungkin yang membutuhkan doa dari saya sangat ingin mendapatkan apa yang diinginkannya itu. Namun seringkali saya tidak menindaklanjuti permintaan itu dengan tengadah tangan menghadap Allah. Ketika akhirnya sahabat saya gagal mendapatkan apa yang diinginkannya. Saya hanya bisa mengatakan, “Sabar ya, Insya Allah semua ini ada hikmahnya. Allah selalu memberikan yang terbaik buat kita.” mengatakan itu seolah-olah kita telah membantunya secara maksimal.

Saya sadar, sesungguhnya dengan cara seperti itu saya belum termasuk orang-orang yang membahagiakan sahabat saya. Atau mungkin saya termasuk orang-orang yang iri dan dengki ketika melihat sahabat saya bahagia dan berhasil ? Astaghfirullah……………..

Padahal…, saya tahu Allah pasti sangat membenci hal ini…

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (QS. As-Shaff : 2-3)

Betapa celakanya saya disebabkan oleh kedustaan ini. Mulut ini mengatakan, “Doaku untukmu sahabatku” Namun ucapan itu tidak pernah terealisasi nyata. Bukankah hal itu tidak ada bedanya dengan mulut-mulut para pendusta? Astaghfirullah……

Para ulama salaf mendoakan sahabat-sahabatnya sekalipun tidak diminta. Mereka menyebut satu persatu nama sahabatnya dalam doa-doa panjang mereka. Mereka ingin melihat kebahagiaan sahabatnya di dunia maupun akhirat. Mereka ingin sama-sama masuk surga. Jika mereka melihat sahabatnya bahagia, mereka turut bahagia tanpa ada iri dan dengki di dalamnya. Jika melihat sahabatnya sedih, mereka segera membahagiakannya dan mendoakannya di keheningan malam dengan linangan airmata, agar Allah memberinya kesabaran dan meringankan beban penderitaannya.

Ketika Allah menurunkan rahmat untuk sahabatnya itu, ia sama sekali tidak mengatakan kesana kemari, “Aku yang mendoakan kamu sehingga kamu begini.” Ia hanya mengatakan, “Alhamdulillah, saya sangat senang melihat engkau kini bahagia.” Ia mengucapkannya dengan setulus hati dan merasakan betapa dekat pertolongan Allah itu.

Ketika menulis ini.., saya sedang mencoba mengingat kepada siapa sajakah saya berjanji untuk mendoakannya… Mencoba mengingat berapa kali saya sebutkan nama – nama orang terdekat saya dalam tengadah tangan saya…, dalam sujud panjang saya.

Wahai sahabatku, sudahkah Anda membahagiakan orangtua Anda, sahabat-sahabat Anda, dan kaum muslimin yang membutuhkan pertolongan Anda, walaupun hanya dengan bait-bait doa yang khusyu dikeheningan malam?
“Setiap hamba Muslim yang mendoakan saudaranya pada ketika saudaranya itu tidak ada (tanpa pengetahuannya), maka malaikat akan berkata: “Semoga kamu juga mendapat seumpama (doa) itu.” (HR.Muslim)

0 komentar:

Posting Komentar

Lail. Diberdayakan oleh Blogger.

© Lail, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena